Banyaknya tipe yang beredar, kerap kali membingungkan seseorang yang baru pertama kali ingin membeli AC. Terlebih, pengguna yang masih awam akan teknologi tersebut. Sering kali pengguna salah memilih AC, sehingga tidak sesuai kebutuhan.
Tips memilih kapasitas AC berdasarkan ukuran ruangan
Dengan adanya khasus tersebut, maka di kesempatan kali ini saya ingin sedikit beberbagi pengertian tipe AC Standard, Low Watt, dan Inverter, dan apa saja perbedaannya. Dengan harapan, masyarakat menjadi tahu akan keberadaan teknologi yang ada di dunia mesin pendingin.
Perlu diketahui juga, AC yang di jual dipasaran saat ini kebanyakan sudah menggunakan jenis refrigerant / freon R-32 dan R410a. Jadi, semua brand atau produsen AC sudah tidak ada lagi yang memproduksi AC yang memakai jenis freon R-22.
Kalau pun ada, itu adalah produksi lama yang belum habis terjual. Hal ini merujuk pada peraturan pemerintah, bahwasannya tipe freon R-22 dilarang beredar di Indonesia mulai tahun 2015 kemaren. Namun, untuk keperluan service masih diperbolehkan hingga tahun 2030.
AC STANDARD
Sesuai dengan namanya, AC Standard bekerja secara standard layaknya AC konvensional pada umumnya. Perbedaannya dengan AC konvensional zaman dulu, rata-rata AC ini sudah menggunakan jenis freon R-32.
Cara kerjanya, AC ini akan mendinginkan ruangan sesuai dengan suhu yang telah di atur pada remote control. dan setelah suhu temperature tercapai, mesin kompresor akan mati ( stundby ), dan akan nyala kembali setelah suhu temperature naik di atas suhu yang telah kita tentukan.
Proses tersebut tidak lain karena peran sebuah alat yaitu yang sering kita kenal thermistor pengatur suhu temperature. Proses pendinginannya juga terbilang cukup cepat, akan tetapi kelemahan pada kosumsi daya listriknya.
Sebagai contohnya saja, untuk AC Standard ukuran 1 PK membutuhkan daya sekitar 900 Watt dengan voltase 220 V. Biasanya AC ini akan boros listrik di saat pertama kali nyala. Misalnya, kita setting suhu temperature di angka 27” C, maka jika suhu ruangan sudah mencapai suhu tersebut, mesin kompresor akan mati, dan akan hidup kembali jika suhu ruangan naik di atas 27” C.
Karena, sering mengalami mati hidup ( stundby ), tentu konsumsi daya listrik menjadi boros. Oleh sebab itu, disarankan untuk mengatur suhu temperature pada remote control di kisaran angka 20” C. Hal ini ditujukan agar mesin kompresor tidak sering mengalami stundby.
kesimpulan
- Mendinginkan ruangan lebih cepat
- Perawatan mudah
- Harga terjangkau
- Namun boros di konsumsi daya listrik
AC LOW WATT
Sedangkan untuk tipe AC low watt, dia lebih irit dalam konsumsi daya listriknya bila dibandingkan dengan tipe AC standard. Hal ini dikarenakan pengurangan kerja atau penggunaan kompresor yang lebih kecil.
Jika saja anda bisa mengaplikasikan AC ini dengan tidak memakai pipa lebih dari 10 meter, konsumsi daya listriknya bisa dibilang sangat rendah. Tipe AC ini sangat cocok untuk anda yang memiliki daya listrik rendah, namun ingin menggunakan AC di rumah anda.
rekomendasi ac low watt dan hemat listrik
Akan tetapi, jika dibanding dengan tipe AC standard atau Inveter, tipe AC low watt proses pendinginannya terbilang cukup lambat. Karena memang AC ini di desain memakai kompresor kecil dan yang diutamakan konsumsi daya listriknya atau low watt.
Kesimpulan :
- Konsumsi listrik lebih hemat
- Proses pendingin terbilang cukup lama, karena kinerja kompresor lebih kecil
- Harga lebih mahal di banding tipe AC standard, dan lebih murah dibanding AC Inverter
- Perawatan cukup mudah dan biaya cukup ringan
- Cocok untuk rumah kontrakan yang memiliki daya listrik kecil
AC INVERTER
Nah, untuk AC tipe Inverter ini sudah menggunakan teknologi yang lebih maju di banding AC Low Watt. Pengaplikasian inverter dapat membuat AC bekerja secara optiman tanpa harus mengkonsumsi daya listrik berlebih.
Jadi, mekanismenya AC yang menggunakan teknologi inveter sistem kerja mesin kompresor bisa berubah sesuai dengan kebutuhan. Jadi listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan AC ini pun akan sinkron sesuai dengan kinerja AC itu sendiri.
Pada saat AC Inverter pertama kali dinyalakan, dia akan bekerja secara penuh, namun jika sensor suhu sudah mencapi titik suhu yang ditentukan, mesin kompresor akan bekerja menjadi lambat. Sehingga dibilang PK nya pun bisa berubah sesuai kebutuhan.
sebagai contoh AC Inverter dari Sharp, dikutip dari laman sharp-indonesia.com teknologi inverter pada AC Sharp dapat menghemat listrik hingga 65%.
Kesimpulan :
- Proses pendinginan lebih konstan dan stabil
- Dapat menghemat pemakaian listrik jika benar dalam pengaplikasiannya
- Harganya bisa dibilang paling mahal dibanding tipe AC Sandard dan Low Watt
- Biaya perawatan cukup mahal dan rumit
- Memerlukan perawatan / cleaning yang maksimal, setidaknya 2 bulan sekali
Setelah membaca ulasan di atas, kira-kira anda jadi beli AC yang mana ? Mau pilih AC Standard, Low Watt, atau Inverter sekali pun tentunya harus sesuai dengan budget yang anda punya bukan. dan semoga anda tidak salah membeli AC, sehingga bisa sesuai dengan kebutuhan anda.